Monday, January 28, 2013

TIPS n TRIK Banjir

USB Charger di Sepeda Motor


Frekuensi penggunaan gadget sangat tinggi kerap bikin bingung soal charging. Apalagi, dalam satu tas bisa terdapat lebih dari dua gadget. Dibantu power bank bahkan dirasa masih kurang. Solusinya, pasang USB charger di sepeda motor!

Kelengkapan yang diperlukan hanyalah sebuah USB port, saklar on/off kecil, kabel-kabel, sekering, dan socket kecil. ”Posisi bisa di mana saja. Banyak yang minta dipasang di dekat kunci kontak. Tapi kalau ingin tersembunyi, pasang di dalam boks,” ujar Pak Wiet, pemilik Amigo Motor, bengkel spesialis kelistrikan di Jl Palmerah Barat, Jakarta.

Biayanya cukup murah, Rp 150 ribu ditunggu langsung jadi, atau beli bahannya saja Rp 100 ribu dan pasang sendiri buat yang tangannya gatal ”ngoprek” sepeda motor. Begini langkah-langkah pemasangannya:

1. Lubangi tempat yang akan dibuat rumahan USB. Sebelum melubangi, cek dulu, apakah di belakangnya ada posisi lowong supaya tidak mentok di belakang.

2. Pisahkan kabel. Kabel  (-) langsung disambung ke (-) aki. Kabel (+) disambungkan ke saklar, melalui sekering 10 ampere. ”Sebetulnya sekering 1 ampere sudah cukup, karena cuma terpakai 0,4 ampere. Tapi mencari sekering 1 ampere susah,” terang Pak Wiet.

3. Setelah terpasang, rumahan USB diberi sealant (perekat) untuk mencegahnya kemasukan air. Lubangi posisi bawahnya, sebagai antisipasi jika kemasukan air. Tapi menurut Pak Wiet, air menyelinap pun tak akan berpengaruh atau konslet karena letak komponen ada di bagian atas.

4. Saklar harus dipasang, untuk mengatur aliran listrik ke USB charger.

Aliran listrik dari aki pasti naik turun, apalagi dalam kondisi jalan. Jangan khawatir, karena rumahan USB otomatis membuat tegangan menjadi flat, keluar 5,1 volt. ”Kalau sudah dipasang kan enak, ditinggal nonton charge aja di sepeda motor. Atau pas lagi jalan ke kantor, iPadnya di-charge juga oke kan,” celetuk Pak Wiet.

sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2012/12/18/5880/Yuk.Pasang.USB.Charger.di.Sepeda.Motor.

Sepeda Motor Kebanjiran? Lakukan Hal ini!

Banjir merepotkan banyak orang, termasuk pengendara sepeda motor. Nah, kebetulan saat ini terjadi banjir di banyak tempat. Tidak hanya di Jakarta yang lebih rendah dari permukaan laut, kota yang berada di ketinggian, seperti Bandung pun mengalami hal yang sama.
Nah, bagaimana bila Anda menghadapi situasi tersebut saat mengendarai sepeda motor? Tiba-tiba mesin mati dan apa yang perlu dilakukan? Kalau sudah begini, menurut Ajang, mekanik senior Mitra Jaya, Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, mesin mati saat menerjang banjir, jangan langsung dihidupkan lagi. Pasalnya, kemungkinan air bisa jadi sudah menyusup ke dalam mesin. Akibatnya sangat beragam, namun yang pasti mesin jadi rusak.
Kalau air dihisap oleh mesin, masuk ke ruang bakar, mesin akan jebol. Pasalnya, terjadi gejala yang disebut "pukulan air". Orang tertentu lebih suka menyebutnya dengan bahasa Inggiris: water hammer. Sifat air sangat berbeda dengan campuran udara dan bensin yang diisap oleh mesin. Air tidak bisa dimampatkan. Saat mendapat tekanan dari piston, air menerjang bagian bagian lainnya dari mesin. Bahkan bisa membuat setang piston bengkok. Kalu sudah begini, dinding silinder juga "dihajar". Nah, terbayang akibatnya ya!
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk ”menyembuhkan” mesin sepeda motor setelah menggelepar menghadapi banjir.

1. Buka karburator (jika masih menggunakan sistem pengabut ini). Keluarkan semua cairan di dalamnya belum cukup dengan melepas mur tempat pembuangan bensin. Untuk sepeda motor injeksi, bagian yang rawan air adalah sambungan kabel dan komputer atau ECU (sudah dilapisi bahan anti resapan air). ”Soket penghubung kabel sudah diberi insulator. Karena itu, genangan air bukan masalah bagi sepeda motor bermesin injeksi.” beber Ajang.

2. Buka mesin, mulai bak oli (crank ase), kopling dan blok silinder. Rendam dengan bensin dan keringkan.

3. Untuk skutik, dipastikan komponen di balik  bak CVT tidak kena air. Buang airnya melalui selang pembuangan (berada di bawah bak CVT).

4. Buang oli mesin, ganti dengan yang baru!

5. Buka semua sistem kelistrikan, seperti kabel, spul, rumah lampu dan lain. Keringkan untuk mencegah hubungan pendek.

6. Kalau sudah terpasang dengan baik dan rapi, barulah mesin dihidupkan kembali!

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2012/12/26/5963/Sepeda.Motor.Kebanjiran.Lakukan.Hal.ini.

Perhatikan Ini Saat Berkendara Malam

Menyambut tahun baru yang tinggal dua hari lagi, mungkin ada yang berencana melakukan perjalanan ke luar kota dengan menggunakan kendaraan sendiri. Entah, sebatas sampai Jawa Barat, ke Jawa Tengah, atau mungkin sampai Jawa Timur. Dengan rute yang sudah dipilih, ada yang melakukan perjalanan di malam hari. Nah, ada beberapa bekal yang perlu diperhatikan sebelum berkendara  seperti yang disampaikan Taqwa, punggawa Bengkel Garden Speed di Cilandak, Jakarta Selatan.
1. Bersihkan kaca, terutama jika kadar jamur yang menempel sudah cukup banyak apalagi di depan. Terlebih saat ini curah hujan sedang tinggi. Karena kondisi kaca berjamur yang terkena air dapat menghalangi pandangan akibat bias cahaya. Utamanya saat mendapat sorotan lampu baik dari mobil yang berlawanan arah maupun instalasi penerangan jalan.
Solusinya, Anda bisa melakukan sendiri menggunakan obat anti jamur atau ke salon mobil. Ada baiknya hal serupa dilakukan pada kaca belakang, spion dan juga kaca lampu.
2. Sesuaikan setelan lampu dengan standar pabrik. Jika sudah terlanjur dikutak-katik ada baiknya bawa ke bengkel resmi untuk minta dikembalikan ke posisi semula. Hal tersebut penting dilakukan karena bisa mempengaruhi jangkauan penyinaran lampu secara optimal.
3. Tidak dianjurkan menggunakan bohlam aksesoris (bukan rujukan pabrik). Apalagi menggunakan HID karena akan menimbulkan pantulan cahaya saat hujan atau berkabut. Fungsi lampu jadi berlawananan, bukannya menerangi tetapi menyilaukan.
4. Jika oli transmisi dan mesin  sudah mendekati dikuras, seumpama perjalanan jauh, sebaiknya diganti baru.
5. Periksa kondisi ban serep. Ada beberapa peralatan pendukung yang perlu dibawa seperti senter, sekring dan plas chamois.
Sedikit saran dari Taqwa, jika terjebak di kemacetan hingga berjam-jam, buka kaca setiap 4 jam sekali. "Langkah tersebut berguna sirkulasi agar penumpang selalu mendapatkan udara segar dan tidak teracuni asap knalpot yang mungkin masuk ke dalam kabin," ungkapnya.

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2012/12/29/5988/Perhatikan.Ini.Saat.Berkendara.Malam

Servis Rem Cakram Yuk!

Hampir semua sepeda motor masa kini menggunakan rem cakram. Bisa dimaklumi karena kinerjanya lebih baik ketimbang rem teromiol (drum).
Salah satu faktor yang  membuat rem cakram bekerja lebih baik karena pengoperasian dilakukan secara hidraulik. Cairan rem menekan piston, selanjutnya menjepit cakram (piringan) menghasilkan daya cengkeram lebih baik. Nah, agar tetap prima, komponen rem harus diirawat. Di samping itu, juga untuk mencegah suara yang cukup mengganggu saat rem dioperasikan.

”karena cakram berada di luar, tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya,  pendinginan rem lebih baik karena langsung berhubungan dengan udara luar. Kekurangannya, mudah kotor dan korosi,” terang Asep, salah satu mekanik AHASS Bintang Motor di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Bagi yang ingin merawat, berikut caranya.

1. Kaliper. Untuk membersihkannya jangan hanya bagian luar. Secara periodik, piston maupun baut yang mengikat kaliper pada garpu perlu dibersihkan. Kotoran yang berada di sela-sela dan sulit dibersihkan dikerok dengan kuas kawat halus. Baut kaliper yang dibiarkan kotor akan susah dibuka karena korosi.

2. Cairan rem. Penggantian dilakukan setiap 15.000 km atau 1,5 tahun sekali (dalam keadaan normal). Master juga dibersihkan untuk menjaga reservoir (tempat penampungan) cairan rem selalu bersih. Angin yang masuk ke sistem sirkuit rem, perlu di buang agar kinerjanya tetap maksimal.

3. Cakram. Khusus untuk pengendara dengan mobilitas tinggi, perlu memperhatikan kondisi cakram. Tidak ada pantokan jangka penggantian. Hanya kalau kampas (pad), aus harus diganti. Jangan sampai besi tempat kampa ditempelkan bergesekan dengan cakram. Kalau ini terjadi, dipastikan cakram akan lecet.

4. Selama mengganti atau servis, jangan sampai cairan komponen yang dibuat dari plastik.

5. Disarankan memakai cairan rem standar (DOT) sesuai rekomendari pabrik.

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/03/6030/Servis.Rem.Cakram.Yuk.

Mobil Sering Menerjang Genangan Air. Awas Kaki-Kaki!

 Hujan deras belakangan ini menyebabkan banyak ruas jalan tergenang dan mobil yang menerjangnya - apalagi sering -   segera diperiksa di bagian kaki-kaki karena rentan rusak. Bukan itu saja, kolong mobil pun terancam keropos. Bagian paling rawan terkena efek genangan air adalah karet-karet sambungan kaki-kaki seperti pada ball joint dan tie road end.
”Kalau dibiarkan karet-karet itu bisa pecah gara-gara tergerus pasir-pasir yang ikut menggenang bersama air. Karet pecah, pasti di dalam kabin terdengar bunyi-bunyian aneh,” ujar Arif, salah satu mekanik Auto2000 Kelapa Gading kepada KompasOtomotif.

Jadi, jika memang kita tak bisa menghindari musim penghujan, perhatikan tips seputaran kolong mobil selengkapnya berikut ini:

1. Jangan biarkan pasir  menempel di kolong hingga berhari-hari. Maksimal 24 jam harus sudah dibersihkan, karena kandungan logam  disinyalir sebagai penyebab timbulnya karat. Banyak jasa cuci steam dengan penyemprot air bertekanan tinggi yang membantu merontokkan kotoran.

2. Biasanya, ada bagian yang kena oli dan menempel pada komponen kaki-kaki. Sebisa mungkin dihilangkan. Jika susah, cari jasa cuci steam yang menyediakan penyemprot air panas untuk lebih mudah menghilangkan oli. Jika dibiarkan terlalu lama, pasir akan lebih banyak menempel.

3. Jika ditemukan sedikit saja sobek pada karet-karet penyambung di ball joint atau tie rod end, segera ganti. Karena dikhawatirkan pelumas yang ada di dalam karet terganti dengan air dan pasir yang justru membuat komponen suspensi rusak parah.

4. Karet as roda dan karet steering pack pada mobil berpenggarak roda depan juga sama, perhatikan kondisinya. Jika ada yang sobek, segera ganti agar air dan pasir tidak masuk dan melukai komponen.

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/10/6115/Mobil.Sering.Menerjang.Genangan.Air.Awas.Kaki-Kaki.

Lakukan Ini Kalau Mobil Anda Terendam Banjir

Apa yang harus Anda dilakukan bila mobil terlanjur kecebur banjir? Saran para ahli, matikan mesin!  Alasannya, kalau percikan air tersedot oleh mesin melalui saluran isap, akibatnya sangat fatal. Mesin yang menjadi jiwa mobil, riwayatnya tamat! Efek water hammer atau terjangan air, membuat setang piston bengkok, piston pun menghajar blok dan kepala silinder. 
Untuk mencegah kerusakan mesin, lakukan tidakan berikut, seperti yang dijelaskan oleh Wiewie Rianto dari Bengkel Firna Protechnik.

Cabut aki
Tujuannya, mematikan semua sistem kelistrikan mobil termasuk komputer. Hubungan pendek (korslet) bisa dicegah.

Derek
Setelah banjir menyusut, jangan langsung menghidupkan mesin. Apalagi mesin ikut kelelap. .

Cek Komponen
Jika kedalaman air tidak sampai merendam mesin, beberapa komponen yang wajib diperiksa adalah kaki-kaki. Salah satu yang penting diperiksa adalah tie-rod. Komponen ini dilumasi oleh 'gemuk' lalu ditutup dengan karet. Air bisa saja masuk melalui celah. Jika tidak dibuang, gemuk bercampur dengan air kotor dan menyebabkan karat.

Ganti oli
Untuk menghindari oli kemasukan air, sebaiknya oli transmisi diganti. begitu juga pelumas untuk gardan (gerak belakang).
"Contoh kasus, Toyota Innova matik nekat menerjang banjir dengan ketinggian air sampai merendam girboks. Ternyata, ada air yang berhasil masuk dan bercampur dengan oli. Untuk menguras dan membilasnya dibutuhkan 18 liter oli untuk kembali ke kondisi normal. Padahal proses kuras oli untuk mobil standar hanya butuh 12 liter," ungkap Wiewie.

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/16/6196/Lakukan.Ini.Kalau.Mobil.Anda.Terendam.Banjir


Banjir Hilang, Bunyi-bunyi Datang

Bagi pengguna mobil yang nekat menerjang banjir ringan kemarin, harus bersiap memperbaiki mobilnya. Biasanya akan muncul bunyi-bunyi, kalau dibiarkan mengakibatkan kerusakan lebih parah. KompasOtomotif menemukan bukti, banyak pemilik membawa mobilnya ke bengkel spesialis kaki-kaki. Misalnya, di Bengkel Lily di kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan.

Karena besok libur, ada baiknya melakukan pengecekan untuk mencegah kerusakan yang semakin parah.
"Biasanya, munculnya bunyi-bunyi dari kaki 2-3 hari setelah mobil menerjang banjir. Utamanya dalam waktu cukup lama dan sering. Kalau cuma sesekali dan tidak terlalu lama kerendam, tidak ada yang rusak," papar Lily. 
Rem
Komponen vital ini wajib diperiksa, khususnya rem cakram. Kotoran biasanya masuk antara kampas dengan cakram. Untuk mencegah cakram tergores, harus dibersihkan bersama dengan kampas. Periksa juga karet sil pada piston kaliper. Kalau sil aus, akibatnya sangat berbahaya, rem blong.

Untuk rem tromol, air bisa saja menyusup sepatu rem dan teromol. Bahkan bisa merintangan kerja per sepatu rem. Untuk ini, periksa seluruh komponen rem dengan cermat.
Komponen rem dibersihkan selain dengan meniupkan udara dari kompresor, juga bisa menggunakan "brake part claner". Bila menggunakan cairan yang disebutkan terakhir (disemprotkan), bisa dilakukan tanpa melepas komponen rem dari tempat (namun roda tetap harus dicopot).
Kaki-kaki
Ball joint dan tie-rod juga wajib diperhatikan. Air yang tertinggal di dalam komponen ini bisa menimbulkan karat. Apalagi jika karet pelindungnya sudah getas. Jika dilakukan dengan cepat, tidak perlu mengganti suku cadang tersebut, cukup diolesi dengan gemuk. Karet pelindung as roda juga patut diperiksa karena sangat rentan kemasukan air. Apalagi yang sudah berumur dan mulai mengeras atau lecet-lecet.
Bushing
Komponen ini juga bisa rusak karena sering dan lama direndam banjir. Setiap terjadi gesekan dengan besi yang menyangganya, air masuk dan terjebak di dalamnya dan menimbulkan karat. Jika sudah begitu, bukan saja permukaan besi yang rusak, bushing dari karet tersebut akan aus dan menyebabkannya jadi longga. Bunyi-bunyian yang ditimbulkan semakin keras.
Olesi bushing tersebut dengan gemuk atau bila perlu diganti.

sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/18/6230/Banjir.Hilang.Bunyi-bunyi.Datang

No comments:

Post a Comment